Romantisme tentang kota-kota di Eropa Barat, Paris, London, Amsterdam, Berlin, sudah lama tidak menginspirasiku. Apalagi New York. Bagaimana mungkin New York membawa romantisme untukku, kota itu bagian dari sejarah penjajahan di Nusantara. Ketika namanya masih New Amsterdam, Belanda dan Inggris seenaknya tukar-menukar dengan pulau Banda melalui Perjanjian Breda. Itu awal genosida terhadap orang Banda. Banda yang termansyur menjadi kota mati. Diluar kota-kota para kulit putih, terselip Tokyo dan Kyoto. Persamaan di antara semua kota itu adalah berada di negeri 4 musim. Mungkin sudah jutaan karya sastra mengambil kota-kota itu sebagai latar, memenuhi fantasi para penulis yang didera kebosanan rutinitas kotanya. Dulu, sebelum merasakan hidup di Belanda, banyak cerita terpublikasi mau pun belum , kutulis sambil membayangkan kota-kota itu. Dedaunan musim gugur yang menguning. Salju putih megah menyelimuti setiap jengkal kota. Orang-orang yang mencintai keindahan, menghormati kesetaraan, di ...
Blog Kanti W. Janis Penulis dan Advokat, Pendiri dan Pemilik Baca Di Tebet Perpustakaan dan Ruang Temu/ Writer and Advocate Co-founder and Co-owner of Baca Di Tebet Library and Meeting Space/Penulis: Saraswati, Frans dan Sang Balerina, Amplop Merah Muda Untuk Pos, The Other Door, Cita-cita Titik Dua Petani!---- Saya menulis apa saja yang terlintas. Semua tulisan di sini adalah opini pribadi tidak mewakili institusi mana pun. Dilarang mengutip tanpa sertakan link blog ini.